Danshi no Blog - Dalam sosiologi sendiri, terdapat suatu hubungan antara sosiologi dengan ilmu sastra, yakni sastra sebagai cermin masyarakat. Sosiologi yang berasal dari kata sosio atau juga yang dikenal socius yang memiliki arti masyarakat, lalu logi/logos berarti ilmu. Jadi, sosiologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antarmanusia dalam masyarakat. Sedangkan sastra dari kata sas yang berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk dan instruksi. Akhiran tra berarti alat, sarana. Jadi, sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik. Pengertian sosiologi sastra adalah sebagai studi ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat, studi mengenai lembaga dan proses-proses sosial.
Karya seni sastra memberikan lebih banyak kemungkinan dipengaruhi oleh masyarakat, daripada mempengaruhinya. Sastra sebagai cermin kehidupan masyarakat, sebenarnya erat kaitannya dengan kedudukan pengarang sebagai anggota masyarakat. Sehingga secara langsung atau tidak langsung daya khayalnya dipengaruhi oleh pengalaman manusiawinya dalam lingkungan hidupnya. Pengarang hidup dan berelasi dengan orang lain di dalam komunitas masyarakatnya, maka tidaklah heran apabila terjadi interaksi dan interelasi antara pengarang dan masyarakat. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan mengapa sastra memiliki kaitan erat dengan masyarakat dan dengan demikian harus diteliti dalam kaitannya dengan masyarakat.
Mengenai hubungan masyarakat dengan karya sastra, Ratna (2006:322-333) menjelaskan bahwa karya sastra ditulis oleh pengarang, diceritakan oleh tukang cerita, disalin oleh penyalin, sedangkan ketiga subjek tersebut adalah anggota masyarakat. Pertama, karya sastra hidup dalam masyarakat, menyerap aspek-aspek kehidupan yang terjadi dalam masyarakat, yang pada gilirannya juga difungsikan oleh masyarakat. Kedua, medium karya sastra, baik lisan maupun tulisan, dipinjam melalui kompetensi masyarakat, yang dengan sendirinya telah mengandung masalah–masalah kemasyarakatan. Ketiga, berbeda dengan ilmu pengetahuan, agama, adat istiadat, dan tradisi yang lain, dalam karya sastra terkandung estetika, etika, bahkan juga logika.
Pagi-pagi seperti ini sudah belajar mengenai sastra, memang sudah menjadi kewajiban buat mahasiswa maupun siapa saja. Kalau tertarik dan punya ilmu lebih apa salahx kalau berbagi. Karena tujuan ilmu untuk diberikan, mungkin juga bisa dijual. Yang baca post ini bayar. . . (j ' =o ')j (lol)
Mengenai hubungan masyarakat dengan karya sastra, Ratna (2006:322-333) menjelaskan bahwa karya sastra ditulis oleh pengarang, diceritakan oleh tukang cerita, disalin oleh penyalin, sedangkan ketiga subjek tersebut adalah anggota masyarakat. Pertama, karya sastra hidup dalam masyarakat, menyerap aspek-aspek kehidupan yang terjadi dalam masyarakat, yang pada gilirannya juga difungsikan oleh masyarakat. Kedua, medium karya sastra, baik lisan maupun tulisan, dipinjam melalui kompetensi masyarakat, yang dengan sendirinya telah mengandung masalah–masalah kemasyarakatan. Ketiga, berbeda dengan ilmu pengetahuan, agama, adat istiadat, dan tradisi yang lain, dalam karya sastra terkandung estetika, etika, bahkan juga logika.
Pagi-pagi seperti ini sudah belajar mengenai sastra, memang sudah menjadi kewajiban buat mahasiswa maupun siapa saja. Kalau tertarik dan punya ilmu lebih apa salahx kalau berbagi. Karena tujuan ilmu untuk diberikan, mungkin juga bisa dijual. Yang baca post ini bayar. . . (j ' =o ')j (lol)
Jadi sekian dulu untuk hari ini, sampai jumpa lagi teman2 di post-ku berikutx. Karena itu usahakan buat teman2 agar, Sehat selalu & Salam ( ' w')=oo=(*Q * ) #BrosFists
0 komentar:
Posting Komentar