Hidup Benar-Benar Bisa Dinikmati Kalau Menjadi Dirimu Sendiri

Sabtu, 26 Oktober 2013

Danshi & Mengenal Otaku

Selamat pagi teman-teman, semoga diminggu pagi ini pada sehat walafiat semua.
Kebetulan hari ini aku juga lagi senang2, maka kita akhiri saja pembahasan ini.
Langsung masuk ke tema, sesuai judul dari post-ku ini. Aku mau sedikit menyinggung beberapa hal mengenai budaya yang baik dan yang buruk. Pastinya semua orang tahu kan perbeaan antara baik dan buruk itu seperti apa. Namun, kadangkala masih banyak orang tersesat dan menganggap yang buruk adalah sesuatu yang patut untuk ditiru, maafin mereka Tuhan karena mereka lebih suka menikmati kenyamanan duniawi. Kenapa aku bahas tentang agama coba ( =,;;;) #Facepalm
Manusia sangat membutuhkan budaya karena tanpa budaya mereka tidak akan memiliki warna dan juga tidak bisa diterima dalam kehidupan sosial. Budaya juga mengisi kebutuhan hidup mereka dan kadangkala manusia selalu mengikuti perubahan dari budaya tersebut. Kalau disimpulkan secara singkat, budaya sangat penting buat manusia.
Budaya diketahui terdiri dari bermacam-macam bentuk, mungkin aku bisa berikan contoh budaya massa atau yang dikenal dengan budaya masyarakat. Budaya ini memiliki ciri yang dibuat oleh rakyat tetapi untuk didistribusikan ke masyarakat lainnya. Seperti siaran berita di televisi, maupun juga internet.
Nah, dari sini kalian pahamkan ketika budaya dipersembahkan melalui rakyat ke masyarakat maka akan terjadi penyimpangan meskipun kebenaran dari berita itu 90% benar tetapi sisa dari 10% itu bohong.
Maka akan terjadi namanya kesalah-pahaman orisinil budaya.
Mungkin sebagai masyarakat Indonesia, jujur aku tidak mencintai budayaku sendiri dan anehnya aku malah menerima budaya asing dan menganggap itu seperti budaya asli Indonesia. Mungkin diantara teman2 ada yang merasa tetapi kesadaran dari masing2 saja.
Di Indonesia ini orang2 saling menghargai antara satu dan yang lain (komunitas) tetapi kalau menghormati perbedaan agama masih belum.
Menghormati persamaan namun tidak mau menerima keaslian sendirikan jadinya aneh.
Karena itu saat ini orang2(berjiwa muda) biasanya mencampur tradisi Indonesia dengan budaya asing/luar.
Yah lihat saja deh dari Otaku versi Indonesia. Masuk ke tema.
Otaku itu dikenal sebagai apa? Ada yang bisa jawab? . . . . .  
Aku kan lagi ngomong sendiri =.= #Bodohnya_Diriku
Otaku menurut dari versiku sebagai mahasiswa jurusan bahasa Jepang. Merupakan orang dari komunitas yang mencintai atau menyukai 1) Anime & Manga; 2) Komputer & Game; dan 3) Figure & Idol yang berlebihan. Mungkin lebih tepatnya "maniak" dari hasil wawancaraku terhadap beberapa orang2 Indo yang menganggap dirinya Otaku. #Observant_Mode
Aku mau membandingkan Otaku menurut mata orang2 Jepang.

Otaku menurut Jepang, adalah sebuah sekumpulan orang2 aneh. Otaku adalah Taboo di sekolah maupun juga di lingkungan sosial. Otaku hanya bisa diterima dan dianggap keberadaannya di "Internet". Karena mereka tidak perlu menunjukkan/menampakkan dirinya ke publik dan lebih merasakan aman. Mirip Hikikomori? Aku rasa tidak karena Otaku juga bersekolah/berkerja dan berkumpul dengan sesamanya. Pada tahun 1989, ada sebuah kejadian pembunuhan yang membuat nama Otaku lebih tercoreng dimata masyarakat. Saat itu peran media televisi menjelek2an nama tersangka dengan sebutan "Hitogoroshi no Otaku" atau "The Otaku Murderer".
Sejak saat itulah masyarakat secara luas menganggap Otaku adalah orang2 yang berisikan penjahat dan menjijikan. Namun, pada dewasa ini banyak orang2 yang sudah menganggap Otaku itu baik contohnya Danny Choo. Tapi Danny Choo bukan dari Jepang melainkan orang yang menyukai kebudayaan "Otaku".
Berdasarkan dari pendapat para ahli Jepang Otaku dibagi menjadi 5 kategori.
1. Otaku yang berkarakter sifat kekeluargaan(tipikal dewasa dari yang lain) dan tersembunyi.
2. Otaku yang berkarakter serius yang menyukai bentuk objek mekanik.
3. Otaku yang berkarakter media-sensitif, biasanya mereka memiliki kebiasaan untuk membagikan suatu info "otaku" ke lainnya.
4. Otaku yang berkarakter Outgoing, mereka ini biasanya senang mempamerkan hobinya ke orang melalui internet.
5. Otaku yang berkarakter Fans, sekumpulan orang2(cowo) yang menyukai segala jenis sesuatu yang imut dan mengemaskan. Mereka bisa dikenal pecinta dari "fan works".
Dari sini aku simpulkan apakah dari kelima kategori ini mereka Percaya Diri dengan mengatakan dirinya adalah Otaku? Kalau kalian jawab iya, maka itu jawaban salah. Karena mereka hanya berani didunia maya dan memilih bersama dengan komunitas sesama atau yang menerima mereka. Dari situ mereka baru bicara kalau mereka adalah Otaku dan merasa bangga.
Pernah nonton Densha Otoko? Mungkin kalau belum, maka teman2 harus menontonnya, karena darisitu kalian bisa menggambarkan sedikit tentang Otaku Jepang itu seperti apa dikehidupan sosial.
Temanya tentang seorang cowo yang menyukai cewe, dia berusaha untuk menjadi diterima dimasyarakat dengan mengubah prilakunya yang selama ini dikenal sebagai cowo Otaku. Kalau aku bilang film ini sangat menarik dan tidak mungkin bisa dilewatkan.
Jadi bagaimana apa kalian sedikit paham? Di Jepang sendiri Otaku merupakan budaya yang masih kimo-ota (Kimochi warui Otaku) atau Otaku menjijikan. Karena itu masih banyak otaku yang menyembunyikan identitas Otaku-nya diluar sana ketika mereka masih bersekolah atau berkerja dengan lingkungan yang orang2nya elite/non-otaku. Karena mereka takut untuk tidak dianggap dan merasa ter-alienisasi-kan. Meskipun teman2 melihat di Jepang baik2 saja mengenai Otaku, tapi teman2 belum tentu tahu apa yang terjadi disosialnya secara langsung tanpa pernah memantaunya. Itu sedikit mengenai pembahasan Otaku di Jepang.

Nah sekarang masuk ke Indonesia.

Huehuehue  3:D  #Evil_Laugh

Otaku Indonesia berdasarkan dari wawancaraku secara santai dengan beberapa orang yang menganggap dirinya adalah seorang "Otaku".
Maka aku menyimpulkan beberapa hal, 

1. Mereka tahu dan cinta anime baru-baru saja.
2. Waktu kecil pernah nonton anime tapi menyebutnya kartun.
3. Ikut komunitas yang mengatas-namakan Otaku.
4. Aktif di dunia maya dan pasif di dunia nyata meskipun sudah ada komunitasnya.
5. Memuja keanehan dan ke-Otaku-annya maupun orang lain.
6. Percaya diri dan selalu mempromosikan hobinya ke orang awam.
7. Gelar Otaku penting.

Sebenarnya masih banyak tapi tujuh sudah cukup, seperti On The Spot (j " =o ")j (lol)
Inilah namanya kesalah-pahaman orisinil budaya, orang2(jiwa muda) mengambil budaya asing dan menerapkannya dengan cara sendiri. Dari budaya massa dan kemudian berkembang menjadi budaya populer. Tepuk tangan deh.
Orang Indonesia menganggap dirinya Otaku. Baiklah aku jelaskan kata "O" dan "TAKU".
O = Kata ini digunakan untuk menghormati.
TAKU = Rumah.
Jadi kalau disatukan maka, Menghormati Rumah. =,;;; #Facepalm
Bukan kok,
"Seseorang didalam rumah". Kalau lebih detail-nya lagi adalah seseorang yang menghabiskan segala macam waktu dan aktivitas dengan hobi-nya didalam rumah. Ini ditujukkan untuk cowo.
Tetapi ini tetap berbeda dengan Hikikomori.

Aku sudah mengetahui istilah yang cocok buat orang-orang muda Indo yang menganggap dirinya adalah Otaku. Ehmm. Sebutannya adalah kaum Autis. Autis adalah identitas yang diberikan oleh orang lain kepada orang yang sangat gemar dan menikmati dunianya sendiri, tanpa memperdulikan sekitar. Cocok sekali buat orang yang mengaku dirinya adalah "Otaku" lagipula konsep Autis besar dan sama dengan orang fanatik. So deal with it!

Orang Indonesia memiliki sifat bergotong-royong jadi mereka bukan seorang individualis.
Jadi bisa disimpulkan kalau sepi itu g asik enaknya bersama. Bersama meskipun memiliki perbedaan hobi. Tetap saja yang aku miriskan mereka saat ini bisa dikatakan golongan yang tersesat seperti aku. 
(j " =o ")j (lol)
Tapi buatku aku bukan seorang Otaku, aku tidak pernah seharian hanya dikamar tetapi juga aktif diluar sana. Otaku-ku ya hanya sekedar bermain game kemudian lanjutkan kehidupan. Mungkin kelakuanku ni sama seperti Otaku Indo lainnya namun yang terunik budaya otaku(rumah) bukan budaya orang populer/riajuu(aktif diluar).
Otaku Indo biasanya mencari kebenaran kalau dirinya berasal yang dari komunitas baik2.
Ada yang bilang kalau Otaku itu.

1. G tidak pernah terlibat perkelahian
2. G pernah merokok
3. Sensitif orangnya
4. Suka tidur dikelas
5. berpikir kedepan
6. Susah jatuh cinta, dan
7. Nilai banyak yang bagus

Sumpah lucu banget orang2 ini kalau menganggap seperti itu kalau pada kenyataannya mereka masih belum tahu Otaku di Jepang seperti apa. Inilah "Orang Indo"
G bisa banyak komentar, karena kegokilan yang mereka puja ini. Otaku bukan gelar yang bagus tetapi merupakan kutukan kalau aku bilang. Yang menjadi seperti ini hanyalah orang2 yang sudah ditolak dilingkungan sekitarnya dan tidak bisa memiliki pendirian. Aku berkata seperti ini karena aku tidak menilai tetapi berdasarkan dari pengalaman teman2 Otaku yang aku kenal. Bukan dari negara ini tetapi negara Sakura, yaitu Jepang. Tanpa mereka g mungkin aku bisa bicara banyak tentang ini. Meskipun ini adalah kutukan mereka mau berubah tapi mereka butuh bantuan dari orang lain maupun usaha keras dari dirinya sendiri.
Kalau ada teman2 yang belajar budaya Otaku dari Anime, selamat anda bukan seorang Otaku melainkan Weeaboo. Terimalah identitas dari orang lain kalau masih belum tahu banyak tentang mengenai hal yang disukai.
Sekian pembahasanku mengenai perbandingan maupun penjelasan tentang Otaku.
Sampai ketemu lagi.


Sumber gambar: Agimagi.co.uk

4 komentar:

Menarik sekali
Sprtinya cocok dijadikan sebuah penelitian.
Ane kadang-kadang terlanjur sering (bahasa macam apa ini ? XD) menghabiskan waktu seharian dikamar dengan PC dan revisi skripsi ane. Jangan-jangan ane ini otaku hehehe

ente bisa2 kategori Hikikomori, lbh bahaya tu mah

Waduh, artinya ane harus segera di terapi di klinik khong guan

ente jalani aja hikikomori ny, krna hidup sbg kue khong guan lebih nyesekin

Posting Komentar