Danshi no Blog - Selamat pagi teman-teman, jumpa lagi dengan danshi di pagi buta ini.
Pada post hari ini Danshi akan membuat sebuah cerita pendek. Ya,
sebelumx aku pernah membuatx menjadi sebuah novel namun karena buatku
masih ada yang kurang maka aku mau membuat yang baru lagi. Karena itu
aku butuh kritik dan saran dari teman2 sekalian
Cerpen ini aku beri nama Silent Hill : The Graduate
Aku terinspirasi dari game Silent Hill, bukan dari filmx loh yang penuh
dengan Gore. Hueeek. Karena, Game Silent Hill tema horror Psikologikal yang diberikan
benar2 membuatku terpukau bukan dari monsterx melainkan cara mereka membuat suasana lingkungan benar2 sangat berseni (dalam artian horror). . . Dengan JumpScare. #Ngomong_Apa_Aku
Aku sangat suka menulis pada awalx namun sekarang agak berkurang. Sayang sekali tapi tetap aku mau berkarya. Kalau gitu mari kita mulai saja cerita pendekx.
Bab I Kelas 3 – C
Kegiatan kelas hari ini berjalan
seperti hari-hari biasanya. Melihat membuku dan membaca, ataupun juga
mendengarkan guru yang berbicara yang tiada habisnya sampai kelas usai. Apalagi
nanti ditambah dengan Bimbel yang hanya membuat siswa yang pintar menjadi lebih
pintar, tetapi bagi siswa yang bodoh malah membuatnya semakin malas. Beginilah
kehidupan sekolah yang mau mendekati ujian kelulusan. Tidak ada waktu lagi
untuk bersenang maupun juga berkumpul dengan teman-teman seperti biasa. Dan
tugas-pun yang menjadi lebih banyak.
Selalu saja saat mendekati ujian
akhir semester selalu saja banyak tugas yang diberikan. Apakah guru-guru senang
menyiksa orang bodoh ?
Bukannya aku marah kepada mereka,
tetapi ini tidak wajar saja. Tugas yang diberikan itu belum tentu bakal keluar
di ujian akhir. Faktanya aku sudah mengalami masalah yang seperti ini sudah dua
kali sejak masuk sekolah ini.
Jika dipikirkan baik-baik kenapa
juga banyak ujian yang harus ditempuh.
Padahal kalau dibayangkan saja
apakah semua mata pelajaran sekolah akan bisa dibawa waktu kuliah. Jawabannya
saja pasti tidak. Lihat saja sekarang diuniversitas yang memiliki sistem
perfalkutasan yang sudah ada sejak dulu. Dan perfalkutas dibagi dengan jurusan
yang bermacam-macam. Tidak mungkin mata pelajaran Fisika akan bisa membawaku ke
jurusan Psikolog. Benar-benar tidak mungkin bukan?
Kalau dilihat saja sama seperti
agama. Tidak semuanya agama itu kristen tapi juga ada agama lainnya. Tidak
jelas kalau orang yang beragama kristen diberi pelajaran agama islam.
Kenapa sistem pendidikan tidak
diubah saja. Begitu banyak ilmu yang harus dipelajari membuatku yang tidak
pintar ini semakin tersiksa dan semakin malas untuk mengerjakan tugas maupun
belajar. Jika diubah aku harap bisa memilih pelajaran yang mungkin bisa
membawaku ke kuliah nanti. Dan juga memudahkanku untuk bisa menjadi seorang
wisudawan.
Aku mungkin memikirkan permasalahan
tugas terlalu jauh. Tapi semoga saja harapanku itu terkabul.
Lebih baik sekarang aku mengerjakan
tugasku saja. Saat aku melihat buku fisika dan seketika saja semangatku untuk
mengerjakan mulai menurun drastis. Rasanya aku tidak ingin mengerjakannya dan
langsung ingin segera lulus sekolah.
Namun, apa boleh buat. Yang bisa dilakukan oleh siswa seperti
aku ini adalah menuruti perintah yang diberikan oleh guru. Dan juga daipada
saat aku dirumah menghabiskan waktu dengan tugas lebih baik aku kerjakan
sekarang. Apalagi saat ini belum ada guru yang masuk kedalam kelasku.
“Hufh”
Aku menghelakan nafasku dari mulut
saat membuka buku, setidaknya cara itu membuatku sedikit bersemangat untuk
mengerjakan.
“Eh, masa!? Kok bisa kamu terima?”
“Dia maksa gitu! Yah, udah aku
terima.”
“Kaciannya kawanku. Tehehe”
Jika kau sedang mengerjakan tugas
tapi didepanmu ada sekumpulan cewe-cewe yang berisik sedang bergosip, pastinya
kamu akan mengerti rasanya bukan?
Rasanya sangat mengganggu dan ingin
pergi menjauh dari kebisingan itu. Tapi posisiku saat ini juga lagi
malas-malasnya untuk berdiri dari kursi. Lebih baik aku tidak memperdulikan
mereka saja seperti biasa, pikirku.
Namaku Cliff Raditya. Saat ini
umurku masih enam-belas-tahun dan seoarang siswa SMA kelas 3.
Kalau boleh kukatakan diriku sangat
berbeda dengan siswa-siswa yang ada dikelasku ini. Aku mencoba menarik diriku
dari hubungan sosial maupun juga tidak mau memikirkan terlebih dahulu mengenai
hubungan percintaan dengan cewe. Karena aku sangat buruk dalam proses
berkomunikasi dengan orang lain.
Diriku mengidap penyakit kejiwaan
yang bernama schizopernia. Yang dimana kadang aku memberikan tanggapan buruk
atau berbeda saat lawan bicara mencoba berkomunikasi denganku. Contohnya saja
aku berekspresi maupun juga berbicara yang tidak sesuai dengan keadaan
disekitar.
Karena itu aku menarik diriku
sendiri dari kehidupan sosial. Dan akhirnya membuat seluruh siswa dikelasku ini
mulai menjauh dariku perlahan-lahan. Sampai kehadiranku sudah tidak dianggap
lagi.
Menyakitkan tetapi aku mencoba
untuk menahannya. Apalagi aku mengerti apa yang dirasakan orang disekitar saat
menilaiku. Pastinya mereka selalu berpikiran negatif terhadapku. Masalah ini ku
merahasiakannya dari orang-orang terdekatku. Karena mereka tidak mungkin bisa
atau mau mengurusi masalah orang lain seperti aku. Tapi berbeda dengan adikku.
Adikku sangat perhatian terhadapku
sejak orangtua kami meninggal. Dia mengambil alih perannya menjadi seorang Ibu.
Agak aneh tapi kenyataannya dia bisa melakukannya dengan baik.
Sampai pada akhirnya Tuhan juga
mengambilnya dari aku. Kepergiannya yang sangat cepat membuatku sangat
terguncang sampai saat ini.
Aku mengira Tuhan sudah sangat
membenci dengan diriku. Tapi aku tidak bisa menyalahkan Tuhan, karena mungkin
saja ini sudah menjadi takdir hidupku. Walaupun takdir, aku menolak untuk
berpikiran adikku sudah tiada. Sampai saat ini aku tidak bisa menerima
kenyataan dan hanya mengira kalau adikku hilang.
Beginilah aku. Selalu saja mencoba mengalihkan keributan yang
ada disekitarku dengan mengingat masa lalu. Dengan begitu aku bisa tidak
memperdulikan apa yang sedang terjadi. . .Ini hanya intro jika mau lihat lanjutan, ayo lihat di post berikutnya. Disini.
Sumber Gambar: 1)Deviantart.com
0 komentar:
Posting Komentar